BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tuberkulosis
adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa, mycobacterium
bovis serta Mycobacterium avium, tetapi lebih sering disebakan oleh Mycobacterium tuberculosa.
Penyakit
TB biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium
tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TB batuk, sedangkan pada
anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini
sering masuk dan berkumpul di dalam paru-paru dan berkembang biak menjadi
banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat
menyebar melaui pembuluh darah atau kelenjar getah bening (Castillo,2004).
Seseorang
dikatakan terinfeksi TB apabila kuman TB berada dalam tubuhnya meskipun tidak
aktif. Seringkali setelah kuman TB memasuki badan, kekebalan tubuh mengontrol
kuman tersebut. Kuman ini hidup dalam tubuh bertahun-tahun lamanya dalam bentuk
tidak aktif. Saat kuman tidak aktif maka penyakit tidak dapat ditularkan kepada
orang lain.
Meningkatnya
penularan infeksi TB banyak dihubungkan dengan memburuknya kondisi sosial
ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat,
meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal, dan adanya
epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah atau turun,
jumlah kuman memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TB (Depkes RI,
2006).
B.
Rumusan
Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah
dalam makalah ini yaitu :
v
Apa
pengertian dari penyakit Tuberculosis ?
v
Apa
klasifikasi dari penyakit Tuberculosis ?
v
Bagaimana
Etiologi dari penyakit Tuberculosis?
v
Bagaimana
Patofisiologi dari penyakit Tuberculosis?
v
Bagaimana
cara penularan Penyakit Tuberculosis ?
v
Bagaimana
gejala dari penyakit Tuberculosis ?
v
Bagaimana
cara mendiagnosa penyakit Tuberculosis ?
v
Bagaimana
pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tuberculosis ?
v
Bagiamana
cara pengobatan Penyakit Tuberculosis ?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dalam
penulisan makalah ini yaitu :
v
Untuk
Mengetahui pengertian dari penyakit Tuberculosis
v
Untuk
Mengetahui Klasifikasi dari penyakit Tuberculosis
v
Untuk
Mengetahui Etiologi dari penyakit Tuberculosis
v
Untuk
Mengetahui Patofisiologi dari penyakit Tuberculosis
v
Untuk
Mengetahui cara penularan penyakit Tuberculosis
v
Untuk
Mengetahui gejala dari penyakit Tuberculosis
v
Untuk
Mengetahui Diagnosa penyakit Tuberculosis
v
Untuk
Mengetahui Pencegahan Penyakit Tuberculosis
v
Untuk
Mengetahui pengobatan Penyakit Tuberculosis
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Tuberculosis (TB)
Tuberkulosis
(TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat
sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering
menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Tuberculosis
(TB) adalah penyakit infeksi yang terutama menyerang parenkim paru.
Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, terutama meningens,
ginjal, tulang, dan nodus limfe (Suddarth, 2003). Tuberculosis (TB) adalah
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dengan
gejala yang bervariasi, akibat kuman mycobacterium tuberkulosis sistemik
sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru paru
yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Mansjoer, 2000).
Tuberkulosis
paru adalah penyakit infeksi yang menyerang pada saluran pernafasan yang
disebabkan oleh bakteri yaitu mycobacterium tuberculosis, (Smeltzer, 2002).
dapat menyimpulkan bahwa, TB Paru adalah
penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman mycobakterium tuberculosis yang
menyerang saluran pernafasan terutama parenkim paru.
- Klasifikasi Penyakit Tuberculosis
1.
TBC
Paru
Tuberculosis yang menyerang jaringan
paru, tidak termasuk pleora (selaput paru). Berdasarkan hasil pemeriksaan
dahak, TBC paru dibagi dalam:TBC Paru BTA (+)TBC Paru BTA (-)
2.
TBC
Ekstra Paru
Tuberculosis yang menyerang organ
tubuh lain selain paru misalnya: pleura (selaput paru), selaput otak, selaput
jantung (pericardium), kelenjar lymfe, tulang, persendihan, kuilit, usus,
ginjal, saluran kemih, alat kelamin, dan lain-lain. Berdasarkan tingkat
kepercayaannya, TBC Ekstra Paru dibagi menjadi 2 yaitu:
3.
TBC
Ekstra Paru Ringan
Misalnya : TBC kelenjar limfe,
pleuritis eksudative unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi dan
kelenjar adrenal.
4.
TBC
Ekstra Paru Berat
Misalnya : Meningitis, Perikarditis,
peritonitis, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran Kemih dan alat kelamin.
- Etiologi Penyakit Tuberculosis
Tuberkulosis
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman yang berbentuk batang
dengan ukuran panjang 1 – 4 µm dan tebal 0,3 – 0,6 µm dan digolongkan dalam
basil tahan asam (BTA). (Suyono, 2001)
- Patofisiologi Penyakit Tuberculosis
Individu
rentan yang menghirup basil tuberculosis dan terinfeksi. Bakteri dipindahkan
melalui jalan nafas ke alveoli untuk memperbanyak diri, basil juga dipindahkan
melalui system limfe dan pembuluh darah ke area paru lain dan bagian tubuh
lainnya.
Sistem
imun tubuh berespon dengan melakukan reaksi inflamasi. Fagosit menelan banyak
bakteri, limfosit specific tuberculosis melisis basil dan jaringan normal,
sehingga mengakibatkan penumpukkan eksudat dalam alveoli dan menyebabkan
bronkopnemonia. Massa jaringan paru/granuloma (gumpalan basil yang masih hidup
dan yang sudah mati) dikelilingi makrofag membentuk dinding protektif.Granuloma
diubah menjadi massa jaringan fibrosa, yang bagian sentralnya disebut komplek
Ghon. Bahan (bakteri dan makrofag) menjadi nekrotik, membentuk massa seperti
keju. Massa ini dapat mengalami klasifikasi, membentuk skar kolagenosa. Bakteri
menjadi dorman, tanpa perkembangan penyakit aktif.
Individu
dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau respon inadekuat sistem
imun, maupun karena infeksi ulang dan aktivasi bakteri dorman. Dalam kasus ini
tuberkel ghon memecah, melepaskan bahan seperti keju ke bronki. Bakteri
kemudian menyebar di udara, mengakibatkan penyebaran lebih lanjut. Paru yang
terinfeksi menjadi lebih membengkak mengakibatkan bronkopnemonia lebih lanjut
(Smeltzer, 2001).
- Cara Penularan Penyakit Tuberculosis
Cara
penularan tuberkulosis paru melalui percikan dahak (droplet) sumber penularan
adalah penderita tuberkulosis paru BTA(+), pada waktu penderita tuberkulosis
paru batuk atau bersin. Droplet yang mengandung kuman TB dapat bertahan di
udara selama beberapa jam, sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000
percikan dahak. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak
berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan,
sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman, percikan dapat bertahan
selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.
Orang
dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan.
Setelah kuman TB masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman TB
tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem
peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas atau penyebaran langsung
ke bagian tubuh lainnya.
Daya
penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan
dahaknya maka makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahaknya
negatif maka penderita tersebut dianggap tidak menular.
- Gejala Penyakit Tuberculosis
o
Batuk
: Terjadi karena adanya infeksi pada bronkus. Dimulai dari batuk kering kemudian setelah timbul peradangan menjadi
batuk produktif (menghasilkan sputum).
Pada keadaan lanjut berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada ulkus
dinding bronkus.
o
Sesak
nafas (Dyspnea) : Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut
dimana infiltrasinya sudah setengah bagian paru.
o
Nyeri dada :
Timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura (menimbulkan pleuritis)
o
Demam
: Biasanya menyerupai demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh
daya tahan tubuh penderita dengan
berat-ringannya infeksi kuman yang masuk.
o
Malaise
(keadaan lesu) : Dapat berupa anoreksia
(tidak ada nafsu makan), berat badan menurun, sakit kepala, meriang, nyeri
otot, keringat malam.
- Diagnosa Penyakit TuberculosiYang menjadi petunjuk awal dari tuberkulosis adalah foto rontgen dada. Penyakit ini tampak sebagai daerah putih yang bentuknya tidak teratur dengan latar belakang hitam. Rontgen juga bisa menunjukkan efusi pleura atau pembesaran jantung (perikarditis).
Pemeriksaan diagnostik untuk
tuberkulosis adalah:
Ø
Tes
kulit tuberkulin, disuntikkan sejumlah kecil protein yang berasal dari bakteri
tuberkulosis ke dalam lapisan kulit (biasanya di lengan). 2 hari kemudian
dilakukan pengamatan pada daerah suntikan, jika terjadi pembengkakand an
kemerahan, maka hasilnya adalah positif.
Ø
Pemeriksaan
dahak, cairan tubuh atau jaringan yang terinfeksi. Dengan ebuah jarum diambil
contoh cairan dari dada, perut, sendi atau sekitar jantung. Mungkin perlu
dilakukan biopsi untuk memperoleh contoh jaringan yang terinfeksi.
Ø
Untuk
memastikan diagnosis meningitis tuberkulosis, dilakukan pemeriksaan reaksi
rantai polimerase (PCR) terhadap cairan serebrospinalis.
Ø
Untuk
memastikan tuberkulosis ginjal, bisa dilakukan pemeriksaan PCR terhadap air
kemih penderita atau pemeriksaan rontgen dengan zat warna khusus untuk
menggambarkan adanya massa atau rongga abnormal yang disebabkan oleh
tuberkulosis. Kadang perlu dilakukan pengambilan contoh massa tersebut untuk
membedakan antara kanker dan tuberkulosis.
Ø
Untuk
memastikan diagnosis tuberkulosis pada organ reproduksi wanita, dilakukan
pemeriksaan panggul melalui laparoskopi. Pada kasus-kasus tertentu perlu
dilakukan pemeriksaan terhadap contoh jaringan hati, kelenjar getah bening atau
sumsum tulang.
- Pencegahan Penyakit Tuberculosis
Sebenarnya
seseorang bisa terhindar dari penyakit TBCdengan berpola hidup yang sehat dan
teratur. Dengan system pola hidup seperti itu diharapkan daya tubuh seseorang
akan cukup kuat untuk membersihkan perlindungan terhadap berbagai macam
penyakit. Orang yang benar-benar sehat meskipun ia diserang kuman TBC,
diperkirakan tidak akan mempan dan tidak akan menimbulkan gejala TBC.
· Menghindari
kontak dengan orang yang terinfeksi penyakit tuberculosis
· mempertahankan
status kesehatan dengan asupan nutrisi yang cukup
· isolasi jika pada analisa sputum terdapat
bakteri hingga dilakukan pengobatan, pemberian imunisasi BCG untuk meningkatkan
daya tahan tubuh terhadap infeksi oleh basil tuberkulosis virulen.
- Pengobatan Penyakit Tuberculosis
Jenis dan dosis OAT (Obat Anti
Tuberculosis) :
a)
Isoniazid
(H)
Isoniazid (dikenal dengan INH)
bersifat bakterisid, efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolik aktif,
yaitu kuman yang sedang berkembang. Efek samping yang mungkin timbul berupa
neuritis perifer, hepatitis rash, demam Bila terjadi ikterus, pengobatan dapat
dikurangi dosisnya atau dihentikan sampai ikterus membaik. Efek samping ringan
dapat berupa kesemutan, nyeri otot, gatal-gatal. Pada keadaan ini pemberian INH
dapat diteruskan sesuai dosis.
b)
Rifampisin
(R)
Bersifat bakterisid, dapat membunuh
kuman semi-dorman (persisten). Efek samping rifampisin adalah hepatitis, mual,
reaksi demam, trombositopenia. Rifampisin dapat menyebabkan warnam merah atau
jingga pada air seni dan keringat, dan itu harus diberitahukan pada keluarga atau
penderita agar tidak menjadi cemas. Warna merah tersebut terjadi karena proses
metabolism obat dan tidak berbahaya.
c)
Pirazinamid
(P)
Bersifat bakterisid, dapat membunuh
kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. Efek samping pirazinamid adalah
hiperurikemia, hepatitis, atralgia.
d)
Streptomisin
(S)
Bersifat bakterisid, efek samping dari
streptomisin adalah nefrotoksik dan kerusakan nervus kranialis VIII yang
berkaitan dengan keseimbangan dan pendengaran.
e)
Ethambutol
(E)
Bersifat bakteriostatik, ethambutol
dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupa berkurangnya ketajaman
penglihatan, buta warna merah dan hijau, maupun optic neuritis.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Adapun yang menjadi kesimpulan dalam
makalah ini yaitu :
a.
Tuberculosis
(TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis.
b.
penyebab
Tuberculosis adalah Mycobacterium tuberculosis menyebabkan sejumlah penyakit
berat pada manusia dan penyebab terjadinya infeksi tersering. Mycobacterium
tuberculosis hidup baik pada lingkungan yang lembab akan tetapi tidak tahan
terhadap sinar matahari.
c.
Seorang
penderita tuberkulosis dapat menularkan pada 10-15 orang. Penderita rata-rata
dapat menularkan kepada 2-3 orang di dalam rumahnya. Di dalam rumah dengan
ventilasi baik, kuman ini dapat hilang terbawa angin dan akan lebih baik lagi
jika ventilasi ruangannya menggunakan pembersih udara yang bisa menangkap kuman
TB.
d.
Cara
penularan tuberkulosis paru melalui
percikan dahak (droplet) sumber penularan adalah penderita tuberkulosis paru
BTA(+), pada waktu penderita tuberkulosis paru batuk atau bersin. Umumnya
penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang
lama.
e.
Gejala
penyakit tuberculosis antara lain Batuk, Sesak nafas, Nyeri dada, Demam,
Malaise (keadaan lesu)
a. Gambaran klinis tuberculosis mungkin
belum muncul pada infeksi awal dan mungkin tidak akan pernah timbul bila tidak
terjadi infeksi aktif.
b. Pengobatan penyakit Tuberculosis.
Terdapat 5 jenis antibotik yang dapat digunakan yaitu Antibiotik yang paling
sering digunakan adalah Isoniazid (H), Rifampicin (R), Pirazinamid (P),
Streptomisin (S) dan Etambutol (E). Jika penderita benar-benar mengikuti pengobatan
dengan teratur, maka tidak perlu dilakukan pembedahan untuk mengangkat sebagian
paru-paru. Kadang pembedahan dilakukan untuk membuang nanah atau memperbaiki
kelainan bentuk tulang belakang akibat tuberkulosis.
- Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah dengan kita telah mengetahui apa itu penyakit Tuberculosis, kita dapat lebih menjaga lagi kesehatan kita yaitu dengan selalu menjaga lingkungan dan kesehatan diri kita sendiri supaya tetap bersih, mengingat bahwa penyakit ini adalah penyakit menular yang sangat berbahaya dan angka kematiannya cukup tinggi.
SUMBER BACAAN
- http://nawrihaysnainohdamor.blogspot.com/2013/03/makalah- tuberculosis.html
- http://unjaniedupatofisiologi.blogspot.com/2013/04
- http://unjaniedupatofisiologi.blogspot.com/2013/04/penyakit- tuberkulosis.html
0 komentar:
Posting Komentar