Subscribe:

Pages

Diary kecil Ega

Senin, 28 April 2014

MAKALAH TUBERKOLOSIS (TBC)

BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
          Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa, mycobacterium bovis serta Mycobacterium avium, tetapi lebih sering  disebakan oleh Mycobacterium tuberculosa.
          Penyakit TB biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TB batuk, sedangkan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini sering masuk dan berkumpul di dalam paru-paru dan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melaui pembuluh darah atau kelenjar getah bening (Castillo,2004).

          Seseorang dikatakan terinfeksi TB apabila kuman TB berada dalam tubuhnya meskipun tidak aktif. Seringkali setelah kuman TB memasuki badan, kekebalan tubuh mengontrol kuman tersebut. Kuman ini hidup dalam tubuh bertahun-tahun lamanya dalam bentuk tidak aktif. Saat kuman tidak aktif maka penyakit tidak dapat ditularkan kepada orang lain.
          Meningkatnya penularan infeksi TB banyak dihubungkan dengan memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal, dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah atau turun, jumlah kuman memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TB (Depkes RI, 2006).
B.      Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
v  Apa pengertian dari penyakit Tuberculosis ?
v  Apa klasifikasi dari penyakit Tuberculosis ?
v  Bagaimana Etiologi dari penyakit Tuberculosis?
v  Bagaimana Patofisiologi dari penyakit Tuberculosis?
v  Bagaimana cara penularan Penyakit Tuberculosis ?
v  Bagaimana gejala dari penyakit Tuberculosis ?
v  Bagaimana cara mendiagnosa penyakit Tuberculosis ?
v  Bagaimana pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tuberculosis ?
v  Bagiamana cara pengobatan Penyakit Tuberculosis ?

C.      Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu :
v  Untuk Mengetahui pengertian dari penyakit Tuberculosis
v  Untuk Mengetahui Klasifikasi dari penyakit Tuberculosis
v  Untuk Mengetahui Etiologi dari penyakit Tuberculosis
v  Untuk Mengetahui Patofisiologi dari penyakit Tuberculosis
v  Untuk Mengetahui cara penularan penyakit Tuberculosis
v  Untuk Mengetahui gejala dari penyakit Tuberculosis
v  Untuk Mengetahui Diagnosa penyakit Tuberculosis
v  Untuk Mengetahui Pencegahan Penyakit Tuberculosis
v  Untuk Mengetahui pengobatan Penyakit Tuberculosis


BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Tuberculosis (TB)
            Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
            Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksi yang terutama menyerang parenkim paru. Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, terutama meningens, ginjal, tulang, dan nodus limfe (Suddarth, 2003). Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dengan gejala yang bervariasi, akibat kuman mycobacterium tuberkulosis sistemik sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Mansjoer, 2000).
            Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang menyerang pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri yaitu mycobacterium tuberculosis, (Smeltzer, 2002). dapat  menyimpulkan bahwa, TB Paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman mycobakterium tuberculosis yang menyerang saluran pernafasan terutama parenkim paru.
  1. Klasifikasi Penyakit Tuberculosis
1.    TBC Paru
Tuberculosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleora (selaput paru). Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TBC paru dibagi dalam:TBC Paru BTA (+)TBC Paru BTA  (-)
2.    TBC Ekstra Paru
Tuberculosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru misalnya: pleura (selaput paru), selaput otak, selaput jantung (pericardium), kelenjar lymfe, tulang, persendihan, kuilit, usus, ginjal, saluran kemih, alat kelamin, dan lain-lain. Berdasarkan tingkat kepercayaannya, TBC Ekstra Paru dibagi menjadi 2 yaitu:
3.    TBC Ekstra Paru Ringan
Misalnya : TBC kelenjar limfe, pleuritis eksudative unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi dan kelenjar adrenal.
4.    TBC Ekstra Paru Berat
Misalnya : Meningitis, Perikarditis, peritonitis, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran Kemih dan alat kelamin.
  1. Etiologi Penyakit Tuberculosis
            Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 – 4 µm dan tebal 0,3 – 0,6 µm dan digolongkan dalam basil tahan asam (BTA). (Suyono, 2001)
  1. Patofisiologi Penyakit Tuberculosis
            Individu rentan yang menghirup basil tuberculosis dan terinfeksi. Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli untuk memperbanyak diri, basil juga dipindahkan melalui system limfe dan pembuluh darah ke area paru lain dan bagian tubuh lainnya.
            Sistem imun tubuh berespon dengan melakukan reaksi inflamasi. Fagosit menelan banyak bakteri, limfosit specific tuberculosis melisis basil dan jaringan normal, sehingga mengakibatkan penumpukkan eksudat dalam alveoli dan menyebabkan bronkopnemonia. Massa jaringan paru/granuloma (gumpalan basil yang masih hidup dan yang sudah mati) dikelilingi makrofag membentuk dinding protektif.Granuloma diubah menjadi massa jaringan fibrosa, yang bagian sentralnya disebut komplek Ghon. Bahan (bakteri dan makrofag) menjadi nekrotik, membentuk massa seperti keju. Massa ini dapat mengalami klasifikasi, membentuk skar kolagenosa. Bakteri menjadi dorman, tanpa perkembangan penyakit aktif.
            Individu dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau respon inadekuat sistem imun, maupun karena infeksi ulang dan aktivasi bakteri dorman. Dalam kasus ini tuberkel ghon memecah, melepaskan bahan seperti keju ke bronki. Bakteri kemudian menyebar di udara, mengakibatkan penyebaran lebih lanjut. Paru yang terinfeksi menjadi lebih membengkak mengakibatkan bronkopnemonia lebih lanjut (Smeltzer, 2001).
  1. Cara Penularan Penyakit Tuberculosis

       Cara penularan tuberkulosis paru melalui percikan dahak (droplet) sumber penularan adalah penderita tuberkulosis paru BTA(+), pada waktu penderita tuberkulosis paru batuk atau bersin. Droplet yang mengandung kuman TB dapat bertahan di udara selama beberapa jam, sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman, percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.
      Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan. Setelah kuman TB masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas atau penyebaran langsung ke bagian tubuh lainnya.
       Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahaknya maka makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahaknya negatif maka penderita tersebut dianggap tidak menular.
  1. Gejala Penyakit Tuberculosis
o   Batuk : Terjadi karena adanya infeksi pada bronkus. Dimulai dari batuk kering  kemudian setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif (menghasilkan  sputum). Pada keadaan lanjut berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah  yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada ulkus dinding bronkus.
o   Sesak nafas (Dyspnea) : Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah setengah bagian paru.
o    Nyeri dada :   Timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura (menimbulkan pleuritis)
o   Demam : Biasanya menyerupai demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya  tahan tubuh penderita dengan berat-ringannya infeksi kuman yang masuk.
o   Malaise (keadaan lesu) :  Dapat berupa anoreksia (tidak ada nafsu makan), berat badan menurun, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam.

  1. Diagnosa Penyakit TuberculosiYang menjadi petunjuk awal dari tuberkulosis adalah foto rontgen dada. Penyakit ini tampak sebagai daerah putih yang bentuknya tidak teratur dengan latar belakang hitam. Rontgen juga bisa menunjukkan efusi pleura atau pembesaran jantung (perikarditis).
Pemeriksaan diagnostik untuk tuberkulosis adalah:
Ø  Tes kulit tuberkulin, disuntikkan sejumlah kecil protein yang berasal dari bakteri tuberkulosis ke dalam lapisan kulit (biasanya di lengan). 2 hari kemudian dilakukan pengamatan pada daerah suntikan, jika terjadi pembengkakand an kemerahan, maka hasilnya adalah positif.
Ø  Pemeriksaan dahak, cairan tubuh atau jaringan yang terinfeksi. Dengan ebuah jarum diambil contoh cairan dari dada, perut, sendi atau sekitar jantung. Mungkin perlu dilakukan biopsi untuk memperoleh contoh jaringan yang terinfeksi.
Ø  Untuk memastikan diagnosis meningitis tuberkulosis, dilakukan pemeriksaan reaksi rantai polimerase (PCR) terhadap cairan serebrospinalis.
Ø  Untuk memastikan tuberkulosis ginjal, bisa dilakukan pemeriksaan PCR terhadap air kemih penderita atau pemeriksaan rontgen dengan zat warna khusus untuk menggambarkan adanya massa atau rongga abnormal yang disebabkan oleh tuberkulosis. Kadang perlu dilakukan pengambilan contoh massa tersebut untuk membedakan antara kanker dan tuberkulosis.
Ø  Untuk memastikan diagnosis tuberkulosis pada organ reproduksi wanita, dilakukan pemeriksaan panggul melalui laparoskopi. Pada kasus-kasus tertentu perlu dilakukan pemeriksaan terhadap contoh jaringan hati, kelenjar getah bening atau sumsum tulang.
  1. Pencegahan Penyakit Tuberculosis

            Sebenarnya seseorang bisa terhindar dari penyakit TBCdengan berpola hidup yang sehat dan teratur. Dengan system pola hidup seperti itu diharapkan daya tubuh seseorang akan cukup kuat untuk membersihkan perlindungan terhadap berbagai macam penyakit. Orang yang benar-benar sehat meskipun ia diserang kuman TBC, diperkirakan tidak akan mempan dan tidak akan menimbulkan gejala TBC.
·  Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi penyakit tuberculosis
·  mempertahankan status kesehatan dengan asupan nutrisi yang cukup
·  isolasi jika pada analisa sputum terdapat bakteri hingga dilakukan pengobatan, pemberian imunisasi BCG untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi oleh basil tuberkulosis virulen.
  1. Pengobatan Penyakit Tuberculosis
Jenis dan dosis OAT (Obat Anti Tuberculosis) :
a)    Isoniazid (H)
Isoniazid (dikenal dengan INH) bersifat bakterisid, efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolik aktif, yaitu kuman yang sedang berkembang. Efek samping yang mungkin timbul berupa neuritis perifer, hepatitis rash, demam Bila terjadi ikterus, pengobatan dapat dikurangi dosisnya atau dihentikan sampai ikterus membaik. Efek samping ringan dapat berupa kesemutan, nyeri otot, gatal-gatal. Pada keadaan ini pemberian INH dapat diteruskan sesuai dosis.
b)    Rifampisin (R)
Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dorman (persisten). Efek samping rifampisin adalah hepatitis, mual, reaksi demam, trombositopenia. Rifampisin dapat menyebabkan warnam merah atau jingga pada air seni dan keringat, dan itu harus diberitahukan pada keluarga atau penderita agar tidak menjadi cemas. Warna merah tersebut terjadi karena proses metabolism obat dan tidak berbahaya.
c)    Pirazinamid (P)
Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. Efek samping pirazinamid adalah hiperurikemia, hepatitis, atralgia.
d)    Streptomisin (S)
Bersifat bakterisid, efek samping dari streptomisin adalah nefrotoksik dan kerusakan nervus kranialis VIII yang berkaitan dengan keseimbangan dan pendengaran.
e)    Ethambutol (E)
Bersifat bakteriostatik, ethambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupa berkurangnya ketajaman penglihatan, buta warna merah dan hijau, maupun optic neuritis.

BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Adapun yang menjadi kesimpulan dalam makalah ini yaitu :
                    a.        Tuberculosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
                    b.        penyebab Tuberculosis adalah Mycobacterium tuberculosis menyebabkan sejumlah penyakit berat pada manusia dan penyebab terjadinya infeksi tersering. Mycobacterium tuberculosis hidup baik pada lingkungan yang lembab akan tetapi tidak tahan terhadap sinar matahari.
                    c.        Seorang penderita tuberkulosis dapat menularkan pada 10-15 orang. Penderita rata-rata dapat menularkan kepada 2-3 orang di dalam rumahnya. Di dalam rumah dengan ventilasi baik, kuman ini dapat hilang terbawa angin dan akan lebih baik lagi jika ventilasi ruangannya menggunakan pembersih udara yang bisa menangkap kuman TB.
                    d.        Cara penularan  tuberkulosis paru melalui percikan dahak (droplet) sumber penularan adalah penderita tuberkulosis paru BTA(+), pada waktu penderita tuberkulosis paru batuk atau bersin. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama.
                    e.        Gejala penyakit tuberculosis antara lain Batuk, Sesak nafas, Nyeri dada, Demam, Malaise (keadaan lesu)
a.    Gambaran klinis tuberculosis mungkin belum muncul pada infeksi awal dan mungkin tidak akan pernah timbul bila tidak terjadi infeksi aktif.
b.    Pengobatan penyakit Tuberculosis. Terdapat 5 jenis antibotik yang dapat digunakan yaitu Antibiotik yang paling sering digunakan adalah Isoniazid (H), Rifampicin (R), Pirazinamid (P), Streptomisin (S) dan Etambutol (E). Jika penderita benar-benar mengikuti pengobatan dengan teratur, maka tidak perlu dilakukan pembedahan untuk mengangkat sebagian paru-paru. Kadang pembedahan dilakukan untuk membuang nanah atau memperbaiki kelainan bentuk tulang belakang akibat tuberkulosis.

  1. Saran

       Adapun saran yang dapat kami berikan adalah dengan kita telah mengetahui apa itu penyakit Tuberculosis, kita dapat lebih menjaga lagi kesehatan kita yaitu dengan selalu menjaga lingkungan dan kesehatan diri kita sendiri supaya tetap bersih, mengingat bahwa penyakit ini adalah penyakit menular yang sangat berbahaya dan angka kematiannya cukup tinggi. 


SUMBER BACAAN


  •   http://nawrihaysnainohdamor.blogspot.com/2013/03/makalah-                       tuberculosis.html
  •   http://unjaniedupatofisiologi.blogspot.com/2013/04
  •   http://unjaniedupatofisiologi.blogspot.com/2013/04/penyakit-                       tuberkulosis.html

0 komentar:

Posting Komentar